Pengeluaran Sepele yang Bikin Kamu Miskin di Akhir Bulan

Ketika membuat prioritas kebutuhan untuk mengalokasikan gaji, sering kali kita hanya berfokus pada pengeluaran yang bernilai besar. Banyak dari kita yang mengabaikan pembelian-pembelian kecil karena dirasa tidak berpengaruh pada anggaran bulanan. Hal yang sering kali tidak disadari adalah, ternyata sekecil apapun nilai uang yang dibelanjakan tetap berpengaruh besar terhadap kondisi keuangan.

Seperti kata pepatah, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Kalimat tersebut tidak hanya berlaku pada uang yang kita kumpulkan, tapi juga pada uang yang kita keluarkan. Coba ingat-ingat lagi, kemana uangmu sebulan ini perginya? Padahal kamu merasa kaya seelah gajian di awal bulan, kenapa menjadi mendadak misqueen di akhir bulan? Hmm, bisa jadi hal-hal sepele berikut jadi pemicunya.

Kopi

Pagi, Kopi, Piala, Minum, Tabel, Sarapan, Kafe, Mug

Kamu merasa wajib membeli kopi setiap hari? Atau beberapa kali dalam seminggu? Harga kopi mungkin hanya berkisar antara Rp10.000,- sampai Rp50.000,-. Jika dihitung-hitung, kamu menghabiskan anggaran Rp500.000 sampai Rp1.000.000,- untuk secangkir kopi. Bandingkan dengan jenis pengeluaranmu yang lain. Cukup fantastis bukan?

Bagaimana cara menyiasatinya agar bisa lebih hemat? Kalau kamu sanggup, kurang-kurangilah jumlah frekuensi minum kopi. Dari yang awalnya setiap hari, menjadi 2 sampai 3 kali dalam seminggu. Kamu juga bisa memanfaatkan fasilitas mesin kopi di kantor. Setelah berjalan sebulan, kalkulasikan lagi pengeluaranmu. Lihatlah betapa borosnya kamu hanya karena secangkir kopi.

Jajan

Keripik, Keripik Kentang, Junk Food, Makanan Olahan

Ini adalah hal kedua yang sering kali luput dari perhatian karena dirasa tidak terlalu banyak. Padahal kenyataannya amat sangat menguras isi kantong. Jika 3 kali dalam seminggu kamu berhenti di pinggir jalan untuk sekedar semangkuk seblak seharga Rp30.000,-, kamu sudah menghabiskan Rp360.000.- untuk sesuatu yang kamu bisa buat sendiri di rumah. Tentu saja biaya yang dikeluarkan tidak sampai Rp30.000,-.

Itu belum termasuk jenis jajanmu yang lain seperti nongkrong bersama teman di akhir pekan, stok makanan ringan di rumah, makanan pesan antar, atau jajan di markretplace.

Rokok

Rokok, Tumpukan, Abu, Merokok, Tembakau, Nikotin

Candu yang satu ini cukup banyak peminatnya meski mereka tahu tidak baik untuk kesehatan. Selain berdampak pada keuangan bulananmu, rokok juga berpengaruh pada keuanganmu di masa depan. Tidak percaya? Mari kita hitung bersama.

Sebungkus rokok harganya Rp25.000,-. Kamu membeli rokok tiap dua hari sekali. Berarti kamu memotong uangmu sebesar Rp375.000,- tiap bulan. Uang sebesar itu sebenarnya bisa lebih bermanfaat jika kamu belanjakan hal lain. Misalnya traveling ke kota sebelah atau langganan ke gym.

Lalu bagaimana dengan kondisi keuangan di masa depan? Seperti yang disebut sebelumnya, rokok tidak baik untuk kesehatan. Peluang untuk terkena penyakit paru-paru akan lebih besar bagi para perokok. Dengan demikian diperlukan biaya yang banyak untuk menangani penyakit-penyakit tersebut. Misalkan bukan kamu yang terserang penyakit karena rokok, bisa saja ada anggota keluargamu yang jadi korbannya karena mereka perokok pasif.

Subscription

Tv, Pria, Menonton, Kamar, Kantor, Modern, Teknologi

Tidak tidak, ini bukan seperti subscription ketika kamu menekan tombol subscribe di kanal Youtube. Melainkan langganan berbayar seperti Netflix, VIU, Disney Plus, Youtube Premium, Spotify, dan teman-temannya. Dengan membayar sejumlah biaya tertentu sebulan sekali, kamu bisa menikmati layanan produk hiburan yang mereka tawarkan. Sekilas uang yang dikeluarkan untuk langganan tidak seberapa. Apalagi dengan embel-embel coba gratis selama sebulan, lalu diskon harga murah. Kamu tidak akan sempat berpikir hal itu akan menghabiskan banyak uang.

Lalu, bagaimana cara agar pengeluaran dapat terkontrol dan tidak boros?

Koin, Kalkulator, Anggaran, Anggaran Rumah Tangga, Uang

Sekarang, kamu telah selesai melacak kemana uangmu pergi selama sebulan terakhir. Bagaimana? Amat sangat tidak irit, bukan?

Lalu apa yang harus dilakukan agar tidak ada pembelian yang tidak perlu? Sederhana kok. Kamu cukup membuat anggaran bulanan, anggaran tersebut diperkecil lagi skalanya menjadi per minggu, kemudian per hari. Tentukan maksimal jumlah uang yang bisa kamu gunakan dalam sehari. Misalnya, prioritas belanja adalah makan, pulsa, dan kendaraan. Baru setelah itu kamu bisa menganggarkan untuk hal lain.

Kamu juga harus mencatat setiap kali mempergunakan uang untuk membeli sesuatu. Buat daftar yang terdiri dari pemasukan dan pengeluaran. Jika dirasa terlalu ribet, unduh saja aplikasi money tracker di Playstore maupun App Store.

Lakukan evaluasi apa kamu benar-benar perlu membeli kopi di luar atau jajan di pinggir jalan usai pulang kerja. Kamu akan takjub melihat besarnya pengeluaran sepele yang sebenarnya tidak perlu. Selamat mencoba.