Kecerdasan Buatan Sektor Bidang IT Sangat Dibutuhkan

Kecerdasan Buatan Sektor Bidang IT Sangat Dibutuhkan Perusahaan
Kecerdasan Buatan Sektor Bidang IT
Kecerdasan Buatan Sektor Bidang IT Sangat Dibutuhkan Perusahaan Besar. Semakin berkembangnya ilmu teknologi yang semakin canggih dan terus menerus maju. Membuat banyak peluang di sektor bidang IT termasuk yang sedang ramai diperbincangkan yaitu AI atau kecerdasan buatan,


Masa depan perusahaan rintisan yang bergerak sektor kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di Tanah Air diprediksi cerah. CEO PT Botika Teknologi Indonesia Ditto Anindita mengatakan bagusnya prospek startup AI di Indonesia seiring dengan tingginya tingkat kebutuhan, banyaknya kategori yang dapat digarap, serta besarnya jumlah penduduk.

"Banyak kategori yang bisa digarap. Mulai dari customer service, kesehatan, financial technology, dan lain-lain. Selain itu, Indonesia penduduknya banyak, sehingga data yang bisa diolah otomatis juga banyak," ujar Ditto kepada Bisnis.com, Kamis (20/2/2020).

 

Kecerdasan Buatan Sektor Bidang IT Sangat Dibutuhkan


Prediksi tersebut cukup masuk diakal. Berdasarkan data McKinsey & Company berjudul Automation and the Future of Work in Indonesia yang terbit September 2019 silam, otomatisasi berpotensi menciptakan 36 juta lapangan kerja sehingga tingkat kebutuhan pasar terhadap teknologi AI akan turut meningkat.

Laporan tersebut mengidentifikasi tujuh katalis potensial pertumbuhan permintaan tenaga kerja, antara lain peningkatan pendapatan; pengeluaran yang lebih tinggi untuk perawatan kesehatan; peningkatan investasi dalam bangunan, infrastruktur, transisi energi, dan teknologi; dan pemasaran dari pekerjaan yang sebelumnya tidak dibayar, seperti pengasuhan anak.

Saat ini, beberapa startup AI Tanah Air juga sudah mulai menjajaki pasar internasional. PT Botika Teknologi Indonesia, salah satu startup AI asal Indonesia, telah memulai langkahnya dalam merambah pasar internasional dengan ikut berpartisipasi dalam beberapa ajang berskala global, seperti Asia Enterpreneurship Training Program (AETP) dan Hannover Messe yang rencananya akan diselenggarakan April 2020 mendatang.

Startup lokal lainnya, yakni Eurika AI, juga akan memperluas bisnis ke ranah global. Setelah meraup pendanaan Seri B dengan nilai sebesar US$20 juta atau sekitar Rp274 miliar beberapa hari lalu, perusahaan mengumumkan rencana untuk melakukan ekspansi bisnis, terutama di kawasan Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Namun demikian, sejumlah permasalahan masih perlu dibenahi oleh ekosistem startup AI Tanah Air. Dari sisi sumber daya manusia (SDM), lanjut Ditto, pelaku startup AI lokal masih kesulitan dalam mencari tim teknis dengan berkualitas.

"Tidak usah jauh-jauh masuk ke AI, SDM teknis untuk bidang programming saja sudah cukup sulit," katanya.

Kendala tersebut, sambungnya, memengaruhi pertumbuhan startup AI di Indonesia. Pasalnya, jumlah SDM yang cukup langka membuat pertumbuhan jumlah startup di bidang AI belum dapat maksimal.

Sementara di sisi pendanaan, kesadaran pemodal ventura untuk berinvestasi di perusahaan rintisan sektor kecerdasan buatan di Tanah Air dinilai masih kurang. Menurut Ditto, tidak banyak pemodal ventura yang sadar mengenai inovasi penggunaan teknologi tinggi dalam perusahaan rintisan.

Pemodal ventura, lanjutnya, cenderung lebih tertarik kepada hal-hal yang lebih umum, seperti jumlah pengguna dan omzet yang dimiliki suatu perusahaan.

Sekian artikel seputar dunia teknologi kecerdasarn buatan dengan topik pembahasan mengenai Kecerdasan Buatan Sektor Bidang IT Sangat Dibutuhkan Perusahaan. Semoga mampu memberikan informasi yang berguna dan bermanfaat.

Referensi artikel bisnis.com